Senin, 22 Oktober 2012

Perairan Darat




1.     Perairan Darat
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Jenis dan persebaran perairan darat ini antara lain danau, rawa, air tanah, sungai, dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
a.   Danau
Danau merupakan tubuh peraian yang dikelilingi daratan dan terletak di daerah cekungan.
Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 7 macam yaitu:
1.   Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
2.   Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.
3.   Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
4.   Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
5.   Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
6.   Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
7.   Danau tapal kuda (Oxbow Lake)
Danau tapal kuda terbentuk dari materialhasil erosi yang terendapakan pada waktu kecepatan aliran sungai menurun. Pengendapan ini menutup aliran sungai pada meander sehingga meander sungai terpisah dengan aliran sungai yang baru. Meander sungai yang terpisah dan terisi air membentuk suatu danau tapal kuda (oxbow lake) atau kali mati. Contohnya, danau tapal kuda di beberapa sungai di Kalimantan.

b.   Rawa
Rawa adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bias berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah.


Ada dua jenis rawa yaitu:
1.       Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2.       Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.   Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
2.   Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuh-tumbuhan) yang hidup.
3.   Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
1.   Airnya tidak terlalu asam.
2.   Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
3.   Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:
1.      Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
2.      Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
3.      Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
4.      Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara lain:
1.      Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di rawa.
2.      Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan organisme di dalamnya.
c.   Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah. Lapisan batuan yang mudah dilalui air disebut lapisan permeable, seperti lapisan pasir atau kerikil. Sementara lapisan batuan yang sulit dilalui air tanah disebut impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.

Ada bermacam-macam jenis air tanah., yaitu :

1.       Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.

a.       Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas                                                                                     lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumur-sumur, sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.

b.       Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah dalam.


2. Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
a.       Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah berasal dari hujan dan pencairan salju.
b.       Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas
Ada 4 wilayah air tanah yaitu:
1.      Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
2.      Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung padatopografi, jenis tanah dan musim.
3.      Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.

4.      Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.
Untuk lebih jelasnya Anda dapat mengamati gambar wilayah air berikut ini:
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_07.gif




D. Sungai
 sungai adalah bagian dari permukaan bumi yang letaknya lebih rendah     dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau ke sungai yang lain.
Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
a.       Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b.      Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
c.       Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
a.       Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b.      Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
c.       Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
d.      Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.
a.       Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
b.      Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
c.       Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
d.      Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e.       Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.
a.       Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
b.      Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis, rektanguler dan pinate (Tim Geografi, Yudhistira, p. 84).
a.       Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_09.gif
2.      Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_10.gif

b.      Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_10.gif

c.       Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_12.gif

d.      Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_13.gif

e.       Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_14.gif




f.       Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.
http://e-dukasi.net/file_storage/modul_online/MO_131/Image/geo108_15.gif

Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya
http://e-dukasi.net/images/blank.gif
Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
a.       Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
b.      Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal), palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
c.       Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
2.Perairan Laut
       Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin. Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut sampai ke dasar laut. Ilmu yang mempelajari tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan adalah 7 : 3.



1.      Klasifikasi Laut
Menurut terjadinya
Laut menurut terjadinya dibedakan menjadi : 

1.      Laut Transgresi
Laut yang meluas, terjadi karena daratan rendah yang tergenang oleh air laut. Pada perairan Indonesia terdapat dua wilayah yang merupakan termasuk laut transgresi yakni Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.

2.      Laut Ingresi
Laut yang dalam, terjadinya karena dasar laut mengalami penurunan. Pada perairan Indonesia laut - laut yang merupakan jenis laut ingresi adalah: Laut Banda (kedalaman 7.440 meter), Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sulawesi. Di luar Indonesia perairan laut yang merupakan jenis laut ingresi adalah: Laut Jepang (kedalaman 4.000 meter), Laut Karibia (kedalaman 5.505 meter).

3.      Laut Regresi
Laut yang menyempit, terjadinya karena menyempitnya luas permukaan laut karena kegiatan erosi dan sedimentasi yang tiada henti-hentinya serta berlangsung selama berabad-abad mengakibatkan semakin meluasnya dataran pantai. Pada perairan Indonesia.

Menurut kedalamannya
Laut menurut kedalamannyanya dapat dibedakan menjadi beberapa zona :

1.      Zona pesisir (littoral zone)
Wilayah laut antara garis batas air pasang naik dengan garis batas air pasang surut. Wilayah ini tergenang pada saat pasang naik sedangkan pada surut wilayah ini tidak tergenang air laut.

2.      Zona laut dangkal (neuritic zone)
Wilayah laut yang dangkal antara batas pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Zona ini kaya akan ikan dan tumbuh-tumbuhan laut, karena masih terdapat sinar matahari yang menyebabkan fotosintesis dapat berjalan baik (matahari dapat menembus air laut hingga kedalaman 90 meter). Pada zona ini pula plankton dapat tumbuh dengan subur karena terdapat banyak oksigen, dan masih terdapat ombak yang menyebabkan tersebarnya plankton sebagai makanan utama ikan.



3.      Zona laut dalam (bathyal zone)
Wilayah laut yang dalam dengan kedalamannya antara 200 meter hingga kedalaman 1.000 meter. Karena sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini maka tumbuhan mulai berkurang namun binatang masih banyak terdapat di wilayah laut ini.

4.      Zona laut sangat dalam (abyssal zone)
Wilayah laut yang kedalamannya lebih dari 1.000 meter, zona ini merupakan zona yang sangat gelap sehingga sudah tidak terdapat lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup, namun masih ada binatang - binatang yang dapat hidup pada wilayah yang memiliki organ yang dapat menimbulkan cahaya sendiri.

http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Hidrosfera/images/image3.jpg

Wilayah Perairan Laut Indonesia
1.      Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya.  Penentuan landas kontinen didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan oleh perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Singapura dan India.
2.      Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada saat air laut surut.
3.      Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis dasar wilayah laut.
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Hidrosfera/images/image4.jpg


Menurut letaknya
Laut menurut letaknya, laut diklasifikasikan menjadi:

1.      Laut tepi
Laut yang terletak di tepi benua dan dipisahkan dari samudera oleh pulau-pulau. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut tepi antara lain : Laut Jepang, Laut Cina Selatan, Laut Utara

2.      Laut tengah
Laut yang terletak diantara benua - benua. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut tengah antara lain : Laut tengah, Laut Australia, Laut Karibia, Teluk Meksiko.

3.      Laut pedalaman
Laut yang hampir seluruhnya di kelilingi dengan daratan. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut pedalaman antara lain : Laut Baltik, Laut Hitam, Laut (Danau) Kaspia.

2.      MORFOLOGI DASAR LAUT
Morfologi dasar laut terdiri atas : 

Landas Kontinen (Continental Shelf)
Wilayah laut yang dangkal disepanjang pantai yang kedalamannya kurang dari 200 meter dengan sudut kemiringan lereng kira-kira 0,4% 


Dangkalan (Plat)
Merupakan perluasan dari landas kontinen dengan kedalam lebih kurang 200 meter dan masih merupakan kelanjutan benua. 


Lereng Benua (Continental Slope)
Merupakan kelanjutan dangkalan dengan sudut kemiringan lereng 4% hingga 6%

Dasar Samudera (Ocean Floor)
Dasar Samudera terdiri atas,

1.      Dasar Samudera Landai (Deep Sea Plain)
Dasar laut dengan kedalaman lebih dari 1000 meter, bentuk dasar laut landai.

2.      Laut Dalam (The Deeps)
Dasar laut dalam yang berbentuk palung laut.

Relief Dasar Samudera

Relief Dasar Samudera (Ocean Floor) membentuk pola dasar samudera dengan berbagai macam tipe, yakni: 
1.      Gunung Laut adalah gununng yang kakinya di dasar laut dan puncaknya muncul ke atas permukaan laut sebagai pulau. Contohnya, Gunung Anak Krakatau.
2.      Seamount adalah gunung di dasar laut yang lerengnya curam dan puncaknya runcing dengan ketinggian mencapai <1 km, tetapi puncaknya tidak sampai di permukaan laut. Contohnya, St. Helena, Azores, dan Ascension di Laut Atlantik.
3.      Guyot adalah gunung di dasar laut yang bentuknya sama dengan seamount, tetapi bagian puncaknya datar. Banyak guyot terdapat di Samudra Pasifik.
4.      Punggung Laut adalah punggung pegunungan di dasar laut. Contohnya, Punggung Laut Sibolga.
5.      Ambang Laut (Drempel) adalah pegunungan di dasar laut yang terletak di antara dua laut dalam. Contohnya, Ambang Laut Sulu dan Ambang Laut Sulawesi.
6.      Lubuk Laut (Bekken / Basin) adalah dasar laut yang bentuknya bulat cekung (konkaf) seperti baskom. Contohnya, Lubuk Laut Sulu dan Lubuk Laut Sulawesi.
7.      Palung Laut (Trog) adalah lembah di dasar laut yang sangat dalam, panjang, sempit, dan berdinding curam dengan kedalaman >5.000 yang terbentuk karena ingresi. Contohnya, Palung Sunda, Palung Mindanao, dan Palung Mariana.
3.      Arus Laut
      Arus laut dalam adalah gerakan air laut yang mempunyai peredaaran tetap atau tidak. Pada umumnya arus laut disebabkan oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut, perbedaan suhu, pasang naik dan pasang surut air laut, dan mengisi daerah yang ditinggalkan arus (arus kompensasi atau arus pengisi).
     Menurut temperaturnya, arus laut dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a.       Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, arus Teluk, arus Kuro Syiwo, dan arus Brasillia.
b.      Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, arus Labrador dan arus Banguela.

4.      Manfaat Perairan Laut
      Laut memiliki kekayaan alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lautan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi antara daratan, atmosfer, dan air. Hubungan inilah yang berpengaruh terhadap iklim dunia. Selain itu, manfaat laut bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
a.       Transportasi dan Pengangkutan
      Laut merupakan jalur transportasi yang menghubungkan pulau-pulau dan benua-benua. Pengangkutan hasil pertanian, industry, kehutanan, dan pertambangan termasuk migrasi penduduk banyak mengandalakan transportasi laut yang biayanya lebih murah.
b.      Perikanan, pertanian, dan pariwisata
     Beberapa usaha di bidang perikanan, pertanian dan pariwisata yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1.      Budi daya perikanan tambak (udang dan bandeng) dan pembuatan garam di daerah pantai.
2.      Budi daya mutiara dan pertaian rumput laut.
3.      Usaha pertanian padi dan tanaman bakau di daerah pasang surut.
4.      Keindahan panorama pantai dan dasar laut dapat dijadiakn objek pariwisata.
c.       Sumber bahan Tambang
      Laut mengandung berbagai bahan tambang. Bahan tambang yang terdapat di laut antara lain minyak bumi, gas bumi, endapan timah, dan bauksit. Di Indonesia terdapat sekira lima puluh cekungan laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi.
d.      Sarana Pertahanan dan Keamanan  Negara
Indonesia adalah Negara maritime yang memiliki wilayah laut lebih luas daripada daratan. Hal ini menyebabkan laut merupakan wilayah yang penting dalam pertahan dan keamanan Negara. Agar pertahan lautnya kuat, harus didukung dengan peralatan canggih, armada yang kuat.









1 komentar: