1.
Perairan
Darat
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat.
Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di
permukaan bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai,
danau, rawa dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah
Aliran Sungai (DAS).
Jenis dan persebaran perairan darat ini antara lain danau, rawa, air
tanah, sungai, dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
a. Danau
Danau
merupakan tubuh peraian yang dikelilingi daratan dan terletak di daerah
cekungan.
Berdasarkan
proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 7 macam yaitu:
1.
Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya
peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault)
pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau
ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena
ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya
danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak,
danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
2.
Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang
kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup
kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi
hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau. Contoh danau jenis
ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa
Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah gunung
Kelud.
3.
Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan
antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus,
sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk
cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau.
Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
4.
Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu
danau yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat
adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan
cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
5.
Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser.
Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga
terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika
dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
6.
Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga
air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya
Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
7.
Danau tapal kuda (Oxbow Lake)
Danau tapal kuda terbentuk dari materialhasil
erosi yang terendapakan pada waktu kecepatan aliran sungai menurun. Pengendapan
ini menutup aliran sungai pada meander sehingga meander sungai terpisah dengan
aliran sungai yang baru. Meander sungai yang terpisah dan terisi air membentuk
suatu danau tapal kuda (oxbow lake) atau kali mati. Contohnya, danau tapal kuda
di beberapa sungai di Kalimantan.
b. Rawa
Rawa adalah daerah rendah yang
selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bias berupa air hujan, air
sungai maupun dari sumber mata air tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:
1. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
Rawa jenis pertama tidak
memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. Sedangkan rawa
jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Airnya asam atau payau,
berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan
air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
2. Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme
(hewan maupun tumbuh-tumbuhan) yang hidup.
3. Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut
yang tebal.
Sedangkan rawa yang
airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
1.
Airnya tidak terlalu
asam.
2. Banyak organisme yang hidup seperti cacing
tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan
lain-lain.
3. Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
Keberadaan rawa banyak
manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:
1. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat
dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti
tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
Rawa merupakan salah
satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga kelestariannya. Untuk
menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara lain:
1. Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di rawa.
2. Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat
membahayakan kehidupan organisme di dalamnya.
c.
Air tanah
Air
tanah adalah air yang terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap
ke dalam tanah. Lapisan batuan yang mudah dilalui air disebut lapisan
permeable, seperti lapisan pasir atau kerikil. Sementara lapisan batuan yang
sulit dilalui air tanah disebut impermeable, seperti lapisan lempung atau
geluh.
Ada bermacam-macam
jenis air tanah., yaitu :
1. Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu air tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
a.
Air tanah permukaan (Freatik)
adalah air tanah yang terdapat di atas
lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air
(impermeable). Air yang ada di sumur-sumur, sungai, danau dan rawa
termasuk jenis ini.
b.
Air tanah dalam, adalah
air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable).
Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau
artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah
dalam.
2. Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
a.
Air tanah yang berasal
dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah berasal dari hujan dan
pencairan salju.
b.
Air tanah yang berasal
dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang tersimpan di
dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari
magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas
Ada 4 wilayah air tanah yaitu:
1. Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada
bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air.
Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas
bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk
menopang kelangsungan hidupnya.
2. Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut
dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung padatopografi,
jenis tanah dan musim.
3. Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan
peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air
tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah
jenuh air.
4. Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air
yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.
Untuk lebih jelasnya Anda dapat mengamati gambar wilayah air
berikut ini:
D. Sungai
sungai adalah bagian
dari permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi
tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau ke sungai yang
lain.
Ada bermacam-macam jenis sungai.
Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai
hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
a.
Sungai
Hujan, adalah sungai yang airnya berasal
dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di
pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b.
Sungai
Gletser, adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari
pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu
sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di
Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis
sungai ini.
c.
Sungai
Campuran, adalah sungai yang airnya berasal
dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian
Jaya).
Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan
menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan
sungai ephemeral.
a.
Sungai
Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang
tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan,
Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di
Sumatera.
b.
Sungai
Periodik, adalah sungai yang pada waktu
musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh
sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo,
dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa
Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
c.
Sungai
Episodik, adalah sungai yang pada musim
kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis
ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
d.
Sungai
Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya
hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama
dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya
belum tentu banyak.
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan
menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen,
sungai resekuen dan sungai insekuen.
a.
Sungai
Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah lereng awal.
b.
Sungai
Subsekuen atau strike valley adalah
sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
c.
Sungai
Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan
arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan
batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
d.
Sungai
Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e.
Sungai
Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa
dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua
yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.
a.
Sungai
Anteseden adalah sungai yang tetap
mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang
melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus
batuan yang merintanginya.
b.
Sungai
Superposed, adalah sungai yang melintang,
struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam
yaitu radial, dendritik, trellis, rektanguler dan pinate (Tim Geografi,
Yudhistira, p. 84).
a.
Radial atau menjari, jenis ini
dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Radial
sentrifugal, adalah pola aliran
yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung
yang berbentuk kerucut.
2.
Radial sentripetal, adalah
pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).
b.
Dendritik, adalah
pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai
induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di
daerah datar atau daerah dataran pantai.
c.
Trellis, adalah pola aliran yang
menyirip seperti daun.
d.
Rektangular, adalah pola
aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
e.
Pinate, adalah pola aliran di
mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
f.
Anular, adalah pola aliran
sungai yang membentuk lingkaran.
Bagian-bagian
Sungai dan Ciri-cirinya
|
|
Bagian-bagian dari sungai bisa
dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan
bagian hilir.
a.
Bagian Hulu
Bagian
hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau
jeram dan tidak terjadi pengendapan.
b.
Bagian
Tengah
Bagian
tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai
berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal),
palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi)
dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau
lebih.
c.
Bagian
Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
2.Perairan Laut
Perairan
Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin. Perairan laut
dari pantai sampai ke dasar laut sampai ke dasar laut. Ilmu yang mempelajari
tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan dengan
daratan adalah 7 : 3.
1.
Klasifikasi Laut
Menurut terjadinya
Laut
menurut terjadinya dibedakan menjadi :
1. Laut Transgresi
Laut yang meluas, terjadi karena daratan
rendah yang tergenang oleh air laut. Pada perairan Indonesia terdapat dua
wilayah yang merupakan termasuk laut transgresi yakni Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
2. Laut Ingresi
Laut yang dalam, terjadinya karena dasar
laut mengalami penurunan. Pada perairan Indonesia laut - laut yang merupakan
jenis laut ingresi adalah: Laut Banda (kedalaman 7.440 meter), Laut Maluku,
Laut Flores, Laut Sulawesi. Di luar Indonesia perairan laut yang merupakan
jenis laut ingresi adalah: Laut Jepang (kedalaman 4.000 meter), Laut Karibia
(kedalaman 5.505 meter).
3. Laut Regresi
Laut yang menyempit, terjadinya karena
menyempitnya luas permukaan laut karena kegiatan erosi dan sedimentasi yang
tiada henti-hentinya serta berlangsung selama berabad-abad mengakibatkan
semakin meluasnya dataran pantai. Pada perairan Indonesia.
Menurut kedalamannya
Laut
menurut kedalamannyanya dapat
dibedakan menjadi beberapa zona :
1. Zona pesisir (littoral zone)
Wilayah laut antara garis batas air pasang
naik dengan garis batas air pasang surut. Wilayah ini tergenang pada saat
pasang naik sedangkan pada surut wilayah ini tidak tergenang air laut.
2. Zona laut dangkal (neuritic zone)
Wilayah laut yang dangkal antara batas
pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Zona ini kaya akan ikan dan
tumbuh-tumbuhan laut, karena masih terdapat sinar matahari yang menyebabkan
fotosintesis dapat berjalan baik (matahari dapat menembus air laut hingga
kedalaman 90 meter). Pada zona ini pula plankton dapat tumbuh dengan subur
karena terdapat banyak oksigen, dan masih terdapat ombak yang menyebabkan
tersebarnya plankton sebagai makanan utama ikan.
3. Zona laut dalam (bathyal zone)
Wilayah laut yang dalam dengan kedalamannya
antara 200 meter hingga kedalaman 1.000 meter. Karena sinar matahari sudah
tidak dapat menembus zona ini maka tumbuhan mulai berkurang namun binatang
masih banyak terdapat di wilayah laut ini.
4. Zona laut sangat dalam (abyssal zone)
Wilayah laut yang kedalamannya lebih dari
1.000 meter, zona ini merupakan zona yang sangat gelap sehingga sudah tidak
terdapat lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup, namun masih ada binatang -
binatang yang dapat hidup pada wilayah yang memiliki organ yang dapat
menimbulkan cahaya sendiri.
Wilayah Perairan Laut Indonesia
1. Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai
200 meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya
alam yang terkandung di dalamnya. Penentuan landas kontinen didasarkan
atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan oleh perjanjian dengan
negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand,
Australia, Singapura dan India.
2. Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12
mil dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari
titik-titik terluar suatu pulau pada saat air laut surut.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur
sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis dasar wilayah laut.
Menurut letaknya
Laut menurut letaknya,
laut diklasifikasikan menjadi:
1.
Laut tepi
Laut yang terletak di tepi benua dan
dipisahkan dari samudera oleh pulau-pulau. Perairan laut yang termasuk ke
dalam klasifikasi laut tepi antara lain : Laut Jepang, Laut Cina Selatan,
Laut Utara
2.
Laut tengah
Laut yang terletak diantara benua - benua.
Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut tengah antara
lain : Laut tengah, Laut Australia, Laut Karibia, Teluk Meksiko.
3.
Laut pedalaman
Laut yang hampir seluruhnya di kelilingi
dengan daratan. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut
pedalaman antara lain : Laut Baltik, Laut Hitam, Laut (Danau) Kaspia.
2. MORFOLOGI DASAR LAUT
Morfologi
dasar laut terdiri atas :
Landas Kontinen (Continental Shelf)
Wilayah
laut yang dangkal disepanjang pantai yang kedalamannya kurang dari 200 meter
dengan sudut kemiringan lereng kira-kira 0,4%
Dangkalan (Plat)
Merupakan perluasan
dari landas kontinen dengan kedalam lebih kurang 200 meter dan masih
merupakan
kelanjutan benua.
Lereng Benua (Continental Slope)
Dasar Samudera (Ocean Floor)
Dasar
Samudera terdiri atas,
1. Dasar Samudera Landai (Deep Sea Plain)
Dasar laut dengan kedalaman lebih dari 1000
meter, bentuk dasar laut landai.
2. Laut Dalam (The Deeps)
Dasar laut dalam yang berbentuk palung laut.
Relief Dasar Samudera
Relief Dasar Samudera (Ocean Floor) membentuk pola dasar
samudera dengan
berbagai macam
tipe, yakni:
1.
Gunung Laut adalah gununng yang
kakinya di dasar laut dan puncaknya muncul ke atas permukaan laut sebagai
pulau. Contohnya, Gunung Anak Krakatau.
2.
Seamount adalah gunung di dasar laut
yang lerengnya curam dan puncaknya runcing dengan ketinggian mencapai <1
km, tetapi puncaknya tidak sampai di permukaan laut. Contohnya, St. Helena,
Azores, dan Ascension di Laut Atlantik.
3.
Guyot adalah gunung di dasar laut
yang bentuknya sama dengan seamount, tetapi bagian puncaknya datar. Banyak
guyot terdapat di Samudra Pasifik.
4.
Punggung Laut adalah punggung
pegunungan di dasar laut. Contohnya, Punggung Laut Sibolga.
5.
Ambang Laut (Drempel) adalah
pegunungan di dasar laut yang terletak di antara dua laut dalam. Contohnya,
Ambang Laut Sulu dan Ambang Laut Sulawesi.
6.
Lubuk Laut (Bekken / Basin) adalah
dasar laut yang bentuknya bulat cekung (konkaf) seperti baskom. Contohnya,
Lubuk Laut Sulu dan Lubuk Laut Sulawesi.
7.
Palung Laut (Trog) adalah lembah di
dasar laut yang sangat dalam, panjang, sempit, dan berdinding curam dengan
kedalaman >5.000 yang terbentuk karena ingresi. Contohnya, Palung Sunda,
Palung Mindanao, dan Palung Mariana.
3.
Arus
Laut
Arus laut dalam adalah gerakan air laut
yang mempunyai peredaaran tetap atau tidak. Pada umumnya arus laut disebabkan
oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut, perbedaan suhu, pasang
naik dan pasang surut air laut, dan mengisi daerah yang ditinggalkan arus (arus
kompensasi atau arus pengisi).
Menurut temperaturnya, arus laut dapat
dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Arus
panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang
didatanginya. Contohnya, arus Teluk, arus Kuro Syiwo, dan arus Brasillia.
b. Arus
dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang
didatanginya. Contohnya, arus Labrador dan arus Banguela.
4.
Manfaat
Perairan Laut
Laut memiliki kekayaan alam yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lautan memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi antara daratan, atmosfer, dan air. Hubungan inilah yang
berpengaruh terhadap iklim dunia. Selain itu, manfaat laut bagi kehidupan
manusia adalah sebagai berikut:
a. Transportasi
dan Pengangkutan
Laut merupakan jalur transportasi yang
menghubungkan pulau-pulau dan benua-benua. Pengangkutan hasil pertanian,
industry, kehutanan, dan pertambangan termasuk migrasi penduduk banyak
mengandalakan transportasi laut yang biayanya lebih murah.
b. Perikanan,
pertanian, dan pariwisata
Beberapa usaha di bidang perikanan,
pertanian dan pariwisata yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Budi
daya perikanan tambak (udang dan bandeng) dan pembuatan garam di daerah
pantai.
2. Budi
daya mutiara dan pertaian rumput laut.
3. Usaha
pertanian padi dan tanaman bakau di daerah pasang surut.
4. Keindahan
panorama pantai dan dasar laut dapat dijadiakn objek pariwisata.
c. Sumber
bahan Tambang
Laut mengandung berbagai bahan tambang.
Bahan tambang yang terdapat di laut antara lain minyak bumi, gas bumi,
endapan timah, dan bauksit. Di Indonesia terdapat sekira lima puluh cekungan
laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi.
d. Sarana
Pertahanan dan Keamanan Negara
Indonesia adalah Negara maritime yang memiliki wilayah laut
lebih luas daripada daratan. Hal ini menyebabkan laut merupakan wilayah yang
penting dalam pertahan dan keamanan Negara. Agar pertahan lautnya kuat, harus
didukung dengan peralatan canggih, armada yang kuat.
|
Thanks :)
BalasHapus